Minggu, 07 April 2013

Jenis - jenis Drama

Berdasarkan masanya drama dibagi menjadi dua kelompok.
  • Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
  • Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.

Berdasarkan kandungan isi cerita Elisabeth Lutters (2006: 35) membaginya kedalam enam jenis,  , yaitu;
a. Drama Tragedi
Cerita drama yang termasuk jenis ini adalah cerita yang berakhir dengan duka lara atau kematian. Contoh film yang termasuk jenis ini di antaranya Romeo dan Juliet atau Ghost. Sementara contoh FTV misteri yang termasuk dalam jenis ini misalnya Makhluk Tengah Malam yang ending-nya bercerita tentang si istri yang melahirkan bayi genderuwo. Cerita ini bukan berakhir dengan kematian, tapi kekecewaan atau kesedihan. Oleh karena itu, cerita Makhluk Tengah Malam dapat digolongkan ke dalam jenis drama tragedi.

b. Drama Komedi

  • Komedi Situasi, cerita lucu yang kelucuannya bukan berasal dari para pemain, melainkan karena situasinya. Contoh drama jenis ini antara lain Sister Act dan Si Kabayan. Sementara contoh sinetron yang termasuk dalam jenis ini antara lain Kawin Gantung, Bajaj Bajuri, dan Kecil-Kecil Jadi Manten.
  • Komedi Slapstic, cerita lucu yang diciptakan dengan adegan menyakiti para pemainnya. Misalnya, saat di kelas terjadi kegaduhan karena sang guru belum datang. Kemudian teman yang “culun” digoda teman yang lain dengan menulisipipinya menggunakan spidol. Contoh film komedi slapstic ini di antaranya The Mask dan Tarzan.
  • Komedi Satire, cerita lucu yang penuh sindiran tajam. Beberapa film yang termasuk jenis ini adalah Om Pasikom dan Semua Gara-Gara Ginah. Sementara contoh sinetronnya adalah Wong Cilik.
  • Komedi Farce, cerita lucu yang bersifat dagelan, sengaja menciptakan kelucuan kelucuan dengan dialog dan  gerak laku lucu. Beberapa tayangan televisi yang termasuk jenis ini adalah Srimulat, Toples, Ba-sho, Ngelaba, dan lain sebagainya.
c. Drama Misteri
  • Kriminal, misteri yang sangat terasa unsur keteganyannya atau suspense dan biasanya menceritakan seputar kasus pembunuhan. Si pelaku biasanya akan menjadi semacam misteri karena penulis skenario memerkuat alibinya. Sering kali dalam cerita jenis ini beberapa tokoh bayangan dimasukkan untuk mengecoh penonton.
  • Horor, misteri yang bercerita tentang hal-hal yang berkaitan dengan roh halus.
  • Mistik, misteri yang bercerita tentang hal-hal yang bersifat klenik atau unsur ghaib.

d. Drama Laga/ Action
  • Modern, cerita drama yang lebih banyak menampilkan adegan perkelahian atau pertempuran, namun dikemas dalam setting yang modern. Contoh jenis sinetron ini misalnya Deru Debu, Gejolak Jiwa, dan Raja Jalanan.
  • Tradisional, cerita drama yang juga menampilkan adegan laga, namun dikemas secara tradisional. Beberapa sinetron yang termasuk jenis ini antara lain Misteri Gunung Merapi, Angling Dharma, Jaka Tingkir, dan Wali Songo.
Untuk jenis drama laga ini biasanya skenario tidak banyak memakai dialog panjang, tidak seperti skenario drama tragedi atau melodrama yang kekuatannya terletak pada dialog. Jenis ini lebih banyak mengandalkan action sebagai daya tarik tontonannya. Penontonnya bisa merasakan semangat ketika menonton film ini.

e. Melodrama
Skenario jenis ini bersifat sentimental dan melankolis. Ceritanya cenderung terkesan mendayu-dayu dan mendramatisir kesedihan. Emosi penonton dipancing untuk merasa iba pada tokoh protagonis. Penulis skenario cerita jenis ini jangan terjebak untuk membuat alur yang lambat. Konflik harus tetap runtun dan padat. Justru dengan konflik yang bertubi-tubi pada si tokoh akan semakin membuat penonton merasa kasihan dan bersimpati pada penderitanya. Contoh sinetron jenis ini antara lain Bidadari, Menggapai Bintang, dan Chanda.

f. Drama Sejarah
Drama sejarah adalah cerita jenis drama yang menampilkan kisah-kisah sejarah masa lalu, baik tokoh maupun peristiwanya. Contoh film yang bercerita tentang peristiwa sejarah antara lain November 1828, G-30-S/PKI, Soerabaya ’45, Janur Kuning, atau Serangan Fajar. Sementara kisah yang menceritakan sejarah tapi lebih ditekankan pada tokohnya antara lain Tjoet Njak Dhien, Wali Songo, dan R.A. Kartini.

Menurut Prof.M Atar Semi Jenis-Jenis Drama dilihat dari segi penceritaannya, terbagi menjadi beberapa, yaitu;

1. Tragedi
Adalah sejenis drama yang berakhir dengan kesedihan, biasanya setidak-tidaknya terjadi suatu kematian memiliki sifat kepahlawanan dan keberanian. Peristiwa yang ditampilkan adalah peristiwa yang jujur dan murni. Suesuatu yang terjadi haruslah terjadi tidak boleh dibelokkan pada kebetulan yang menyenangkan. Kasihan dan rasa takut merupakan emosi-emosi dasar yang tertumpah terhadap pelaku utama. Kegagalan dalam memperjuangkan kebenaran menimbulkan rasa kasihan dan sekalihus rasa setia kawan. Di dalam tragedi besar, umumnya digambarkan pemuda yang gagah perkasa mempertaruhkan diri menentang segala rintangan dan kezaliman namun ia tidak mempunyai kekuatan yang seimbang, sehingga ia menemui kegagalan, dan bahkan kematian.

2. Komedi
Adalah sejenis drama yang berfungsi menyenangkan hati atau memancing suasana gembira dalam bentuk tersenyum kecil sampai terbahak-bahak. Komedi muncul karena adanya kesadaran mengenal sesuatu yang kita anggap normal, pantas, dan sopan yang kemudian secara intelegensia kita bandingkan dengan apa yang terjadi di atas panggung. Bila yang terjadi menyimpang dari apa yang kita kenal maka muncullah rasa lucu tersebut. Oleh karena itu lebih mementingkan situasi daripada dialogapik dan berlian.
Ciri-ciri komedi:

  • Menampilkan tokoh yang selalu diperlakukan secara rendah.
  • Menggambarkan sesuatu yang dekat sekali hubungannya dengan apa yang kita kenal dalam kehidupan atau setidaknya kita merasa bahwa hal itu mungkin saja terjadi.
  • Apa yang terjadi muncul dari tokoh itu sendiri,bukan karena ciptaan situasi. Sedangkan situasi hanya merupakan landas tumpu yang memberi kemungkinan sesuatu itu terjadi.
  • Gelak tawa yang muncul oleh lakon ini adalah merupakan gelak tawa yang dihasilkan oleh bijaknya ia mendapatkan segi-segi lucu dari perilaku pemain.
3. Tragikomedi
Drama jenis ini umumnya mengetengahkan suatu unsur kegembiraan dan kelucuan di bagian awal kemudian disusul oleh peristiwa-peristiwa tragis. Dengan begitu berkecenderungan untuk memperlihatkan hal-hal yang bersifat duniawi yang membaurkan segi suka dan duka itu, atau suka dan duka itu datangnya silih berganti, di dalam kehidupan sesutau kita memperoleh sesuatu yang lain.
Dari segi alurnya, tragikomedi ini mempunyai dua kemungkinan alur, akni alur yang berakhir sedih dan yang berakhir gembira. Alur yang berakhir gembira diawali dengan kesedihan dan alur yang berakhir sedih diawali dengan kegembiraan, hambatan. Dan kesusahan.

4. Melodrama
Melodrama merupakan jenis drama komedi. Tetapi nilainya lebih rendah, bahkan sukar untuk dikatakan sebagai drama yang baik, disebabkan mengekploitasi emosi penonton yang kurang kritis dengan menyuguhi adegan horor, memancing perasaan belas kasihan secara berlebian, dan tidak memeprlihatkan hubungan logis antara sebab akibat. Oleh sebab itu melodrama tidak pernah akan berhasil bila ia tidak berlandaskan tujuan-tujuan yang baik.
Ciri-ciri melodrama:
  • Mengetengahkan suatu tokoh atau subyek yang serius tetapi tokoh itu merupakan tokoh yang diadakan tidak outentik
  • Mata rantai sebab-akibatnya tidak dapat dipertanggungjawabkan, dalam arti bahwa sesuatu itu muncul secara kebetulan.
  • Emosi yang ditimbulkan cennderung untuk berlebihan bahkan mengarah pada sentmentalis.
  • Sang pahlawan senantiasa memenangkan perjuangan.
Ditinjau dari segi penokohannya, beda melodrama denga tragedi adalah melodrama menampilakan okoh-tokoh yang lebih keras dan galak. Bila dia orang baik maka kebaikannya melebihi dari kenyataan yang kita temui dalam masyarakat, serta tidak didukung oleh psikilogi yang mantap.
Karena sensasi atau luapan kegembiraan pada akhir suatu melidrama yang diciptakan tanpa dukungan mata rantai sebab akibat yang meyakinkan maka sering yang muncul adalah sikap emosi yang sentimentil. Dan bukan emosi yang sejati.

5. Farce
Farce memiliki hubungan yang erat dengan komedi. Farce merupakan drama yang berhubungan erat dengan komedi. Bertujuan memancing ketawa dan rasa geli dengan cara yang berlebih-lebihhan tanpa didukung segi psikologis yang mendalam. Perwatakan dan kecerdasan tidak begitu penting yang lebih penting adalah kemampuan menciptakan secara tepat situasi yang lucu. Umumnya agak kasar dan kurang sopan. Pleh sebab itu farce cenderung menggambarkan tokoh-tokoh yang bandel dan kurang sopan.Ciri-ciri farce adalah:
Lebih memperlihatkan plot dan situasi ketimbang karakteristik.
Tokoh-tokoh yang ditampilkan mungkin ada, , tetapi kemungkinan itu tipis
Menimbulkan atau memancing ketawa secara berlebihan atau kelucuan yang tidak karuan.
Segala yang terjadi diciptakan oleh situasi bukan tokoh.

Perlu diingat bahwa bahwa farce memberi kesan dan menggena pada penonton yang berpendidikan dan berpengetauan luas. Karena memerlukan kecepatan dan kejelian menangkap dan menemukan segi-segi yang aneh yang menimbulkan kelucuan.

Jenis-jenis drama yang lain:
1. Drama Heroik
2. Komedi tingkah laku
3. Komedi sentimantal
4. Drama propaganda
5. Drama Ide
6. Drama sejarah
7. Sendratari
8. Mime
9. pantomime (vulgas sentimental)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;