PEMBUDIDAYAAN JAMUR TIRAM
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang pendirian usaha
Jamur tiram (Pleurotus Ostreatus)
adalah jamur yang hidup di kayu mudah dibudidayakan menggunakan substrat serbuk
kayu dan diinkubasi dalam kubung. Jamur tiram termasuk jamur pangan potensial
yang mempunyai nilai gizi tinggi, dengan kandungan senyawa aktif mampu
mengendalikan kesehatan manusia.
Indonesia termasuk salah satu negara yang
dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai keragaman jamur terkemuka di
dunia. Beberapa jenis jamur merupakan sumber makanan alternative yang kandungan
proteinnya setara dengan daging dan ikan,sehingga komoditas ini disukai oleh
semua lapisan masyarakat. Kandungan protein jamur tiram rata-rata 3,5-4% dari
berat basah. Berarti proteinnya dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan
asparagus dan kubis. Bila dihitung dari berat kering jamur tiram kandungan
proteinnya adalah 19-35%; sementara beras 7,3 %; gandum 13,2%; kedelai 39,1 %
dan susu sapi 25,2 %. Jamur tiram juga mengandung Sembilan asam-asam amino
esensial yang tidak bisa disintesis dalam tubuh yaitu lisin, metionin,
triptofan, thrreonin, valin, leusin, isoleusin, histidin dan fenilalanin. Ditinjau dari aspek biologinya, jamur tiram
relative lebih mudah dibudidayakan,
pmbudidayaannya tidak memerlukan lahan yang luas, masa produksinya relative
cepat yaitu 1-2 bulan sejak pemberian bibit,
sehingga periode dan waktu panen lebih singkat dan kontinyu.
Media
pokok yang digunakan sebagai media tanam
jamur tiram ialah limbah pertanian serbuk gergaji kayu. Kita dapat memanfaatkan
limbah serbuk gergaji tersebut sebagai media tanam jamur tiram. Jamur
diproduksi dengan bahan organic tanpa penambahan pestisida.
Kesadaran
masyarakat terutama perkotaan untuk lebih banyak mengkonsumsi produk pangan
yang ssehat telah ikut mendorong
industry jamur. Prospek usaha budidaya jamur timar masih terbuka sangat lebar
dan sekaligus bisa meningkatkan pendapatan masyarakat.
2. Visi perusahaan
Pembudidayaan
Jamur ini memiliki visi (pandangan)
jamur dapat menyehatkan dan menambah pemasukan perekonomian rumah tangga.
3. Misi perusahaan
Misi (tujuan besar) memperkenalkan jamur
kepada masyarakat umum.
B. TUJUAN
Usaha pembudidayaan
jamur tiram ini dibagi menjadi tujuan dari sudut pandang pengguna, pengelola, dan
keuangan.
Oleh pengguna (masyarakat
umum),
Jamur dapat sebagai
pemenuh kebutuhan gizi masyarakat. Kandungan proteinnya yang tinggi dapat
menggantikan ikan dan daging yang harganya relative mahal.
Untuk pengelola,
Jamur tiram memberi
kesempatan yang terusmenerus untuk memperbaiki diri, termasuk meningkatkan ketrampilan
teknis dan dapat membuka lapangan pekerjaan
Secara keuangan,
Pengusaha ingin mendapatkan penghasilan bersih yang
terus meningkat, yang pada tahap awal (tahun pertama) cukup untuk menutup biaya
operasional Telecenter, dan pada tahap selanjutnya cukup untuk mengganti /
mengembalikan modal awal dan memungkinkan Telecenter untuk berkembang dan menambah
layanan-layanannya.
C. MANAJEMEN
Nama
Perusahaan : Pembudidayaan Jamur Tiram (PJT)
Nama Pemilik/Pimpinan Perusahaan :
NunuChaya,
Bidang Usaha : Agrobisnis
Jumlah Karyawan/Tenaga Kerja : 1 orang
E. PEMASARAN
Produk yang Dipasarkan : Jamur tiram
Sasaran Konsumen/Pembeli : Masyarakat umum
Wilayah Pemasaran : Indonesia
F. PEMBIAYAAN
1.
Perhitungan
sederhana analisis usaha pembuatan baglog jamur. Biaya pembuatan per satu
baglog jamurtiram dengan rincian:
·
Serbuk
kayu Rp 135,-
·
Dedak
Bekatul Rp 115,-
·
Biji
Jagung Rp 225,-
·
Kapur
Rp 10,-
·
Bahan
bakar Rp 75,-
·
Plastic Rp 125,-
·
Gula
pasir/ molase Rp 40,-
·
Kapas/
kertas koran Rp 25,-
·
Bibit Rp 155,-
·
Tenaga
kerja Rp 250,-
·
Lain-lain Rp 100,-
Jumlah Rp 1255,-
Harga Pokok Produksi Rp 1255
Harga Jual Produksi Rp 1800,-
Keuntungan
Rp 545,-/baglog
2.
Perhitungan
sederhana analisis usaha budidaya jamur tiram kapasitas 3000 baglog (bibit
produksi / baglog dibuat sendiri)
Penjualan
jamur tiram segar
Analisis
hasil penjualan jamur tiram segar jika 3000 baglog dibudidayakan sendiri. Modal
produksi untuk membuat 3000 baglog :3000 x Rp 1225 = Rp 3.765.000
Resiko
kegagalan 10 % : 3000 x 10% = 2700 baglog
Media tumbuh jamur/ baglog dengan jumlah skala
kecil/ rumahan 3000 baglog, kemudian tumbuh jamur 3-4 kali keluaran jamur
setiap baglog, atau 0,35 x berat media:
0,35 x 1,5 kg = 0.525 kg/ baglog
0.525 x 2700 baglog = 1417.5 kg
Jika
harga jual jamur tiram per kilogram Rp 8000,-
Maka Rp
8000,- x 1417,5 kg = Rp 11.340.000 – Rp 3.765.000 = Rp 7.575.000,-perolehan kotor penjualan jamur tiram segar, selama 4
bulan, atau Rp 1.893.750,-
Per
bulan.
Analisa
di atas masih harus dikurangi dengan
beberapa pengeluaran seperti:
- Upah kerja
- Biaya listrik air
- Biaya pembuatan kumbung
- Biaya transportasi
3.
Perhitungan
sederhana analisis usaha budidaya jamur tiram kapasitas 5000 baglog (bibit
produksi / baglog dibuat sendiri)
Analisis
hasil penjualan jamur tiram segar jika 5000 baglog dibudidayakan sendiri. Modal
produksi untuk membuat 5000 baglog : 5000 x Rp 1225 = Rp 6.275.000
Resiko
kegagalan 10 % : 5000 x 10% = 4500 baglog
Media tumbuh jamur/ baglog dengan jumlah skala
kecil/ rumahan 5000 baglog, kemudian tumbuh jamur 3-4 kali keluaran jamur
setiap baglog, atau 0,35 x berat media:
0,35 x 1,5 kg = 0.525 kg/ baglog
0.525 x 4500 baglog = 2362.5 kg
Jika
harga jual jamur tiram per kilogram Rp 8000,-
Maka Rp
8000,- x 2362,5 kg = Rp 18.900.000 – Rp 6.275.000 = Rp 12.625.000,-perolehan kotor penjualan jamur tiram segar, selama
4 bulan, atau Rp 3.156.250,-
Per
bulan.
Analisa
di atas masih harus dikurangi dengan
beberapa pengeluaran seperti:
- Upah kerja
- Biaya listrik air
- Biaya pembuatan kumbung
- Biaya transportasi
4.
Perhitungan
sederhana analisis usaha budidaya jamur tiram kapasitas 7500 baglog (bibit
produksi / baglog dibuat sendiri)
Analisis
hasil penjualan jamur tiram segar jika 7500 baglog dibudidayakan sendiri. Modal
produksi untuk membuat 7500 baglog :7500 x Rp 1225 = Rp 9.412.500
Resiko
kegagalan 10 % : 7500 x 10% = 6750 baglog
Media tumbuh jamur/ baglog dengan jumlah skala
kecil/ rumahan 7500 baglog, kemudian tumbuh jamur 3-4 kali keluaran jamur
setiap baglog, atau 0,35 x berat media:
0,35 x 1,5 kg = 0.525 kg/ baglog
0.525 x 6750 baglog = 3543,5 kg
Jika
harga jual jamur tiram per kilogram Rp 8000,-
Maka Rp
8000,- x 3543,5 kg = Rp 28.350.000 – Rp 9.412.500 = Rp 18.937.500,-perolehan kotor penjualan jamur tiram segar, selama
4 bulan, atau Rp 4.734.375,-
Per
bulan.
Analisa
di atas masih harus dikurangi dengan
beberapa pengeluaran seperti:
- Upah kerja
- Biaya listrik air
- Biaya pembuatan kumbung
- Biaya transportasi
5.
Perhitungan
sederhana analisis usaha budidaya jamur tiram kapasitas 10000 baglog (bibit
produksi / baglog dibuat sendiri)
Analisis
hasil penjualan jamur tiram segar jika 10000 baglog dibudidayakan sendiri.
Modal produksi untuk membuat 10000 baglog :10000 x Rp 1225 = Rp 12.550.000
Resiko
kegagalan 10 % : 10000 x 10% = 9000 baglog
Media tumbuh jamur/ baglog dengan jumlah skala
kecil/ rumahan 10000 baglog, kemudian tumbuh jamur 3-4 kali keluaran jamur
setiap baglog, atau 0,35 x berat media:
0,35 x 1,5 kg = 0.525 kg/ baglog
0.525 x 9000 baglog = 4725 kg
Jika
harga jual jamur tiram per kilogram Rp 8000,-
Maka Rp
8000,- x 4725 kg = Rp 37.800.000 – Rp 12.550.000 = Rp 25.250.000,-perolehan kotor penjualan jamur tiram segar, selama
4 bulan, atau Rp 6.312.000,-
Per
bulan.
Analisa
di atas masih harus dikurangi dengan
beberapa pengeluaran seperti:
- Upah kerja
- Biaya listrik air
- Biaya pembuatan kumbung
- Biaya transportasi
G. KESIMPULAN
Jadi
pembudidayaan jamur tiram ini layak didirikan, selain jamur memiliki banyak
manfaat untuk masyarakat, jamur juga dapat meningkatkan pemasukan keuangan
rumah tangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar